Jadwal belajarku semakin padat. Aku harus mengerjakan setumpuk tugas dari guru-guru, belajar buat ujian nasional dan tes SMUT. Ditambah lagi aku belum menguasai materi-materi yang akan keluar saat tes. Aku pun mencari informasi dari kakak kelas yang sudah lulus tahun lalu, dan aku harus mulai belajar ekstra. Mulai dari mencari soal-soal SMUT tahun lalu, mencoba menjawab lalu belajar tentang bagaimana tes psikotes itu.
Sabtu pagi, aku berangkat ke Banjarmasin di antar abah tercinta dan menginap di rumah nenek. Hari minggu, abah kembali ke Amuntai, kampung halamanku. "Tidak, aku ditinggal sendiri !". Aku tidak biasa harus mengurus semua sendiri, di Banjarmasin pula.
Hari tes itu tiba, untung ada kakak sepupuku yang bersedia mengantarkan ke Universitas Lambung Mangkurat. Lega... tes pertama sudah kulalui. "Semoga jawabanku banyak yang benar," harapku. Sekarang aku harus ke Banjarbaru. Tapi pakai apa ?? Tidak mungkin jalan kaki. Abah menyarankan aku untuk naik taksi. Aku takut... aku tidak pernah bepergian jauh tanpa orang tua. Mungkin ini strategi abah agar aku bisa hidup mandiri, karena sebentar lagi aku akan lulus SMA.
Beruntung, ada Aswin, temanku dari Amuntai yang ke Banjarbaru naik motor dan aku pun bisa ikut dengannya. Sebelum sampai di Banjarbaru, aku dapat sms dari Vita, temanku yang di Banjarbaru dan aku berencana akan menginap di rumahnya. "Aku mau pulang ke Amuntai", kata Vita. Aku kaget dan bingung. Aku akan sendiri di Banjarbaru, keluarga pun tak punya.
Aku pun menelpon mama dengan sedikit kesal. Kenapa aku harus ditinggal sendiri, mengurus semua sendiri. Kupikir bukan saatnya untuk mengajariku hidup mandiri. Akhirnya aku menginap di rumah teman mama dimana aku tidak terlalu mengenal beliau. Apa boleh buat, dari pada aku tidur di jalan...
Hari kedua, aku mengikuti tes psikotes dengan ribuan peserta yang ikut masuk di Fakultas Kedokteran. Setelah mengikuti tes, abah dan mama pun menjemputku di Banjarbaru. Aku pun pulang ke Amuntai dengan harapan bila kembali ke sini menjadi seorang mahasiswi.
Sabtu pagi, aku berangkat ke Banjarmasin di antar abah tercinta dan menginap di rumah nenek. Hari minggu, abah kembali ke Amuntai, kampung halamanku. "Tidak, aku ditinggal sendiri !". Aku tidak biasa harus mengurus semua sendiri, di Banjarmasin pula.
Hari tes itu tiba, untung ada kakak sepupuku yang bersedia mengantarkan ke Universitas Lambung Mangkurat. Lega... tes pertama sudah kulalui. "Semoga jawabanku banyak yang benar," harapku. Sekarang aku harus ke Banjarbaru. Tapi pakai apa ?? Tidak mungkin jalan kaki. Abah menyarankan aku untuk naik taksi. Aku takut... aku tidak pernah bepergian jauh tanpa orang tua. Mungkin ini strategi abah agar aku bisa hidup mandiri, karena sebentar lagi aku akan lulus SMA.
Beruntung, ada Aswin, temanku dari Amuntai yang ke Banjarbaru naik motor dan aku pun bisa ikut dengannya. Sebelum sampai di Banjarbaru, aku dapat sms dari Vita, temanku yang di Banjarbaru dan aku berencana akan menginap di rumahnya. "Aku mau pulang ke Amuntai", kata Vita. Aku kaget dan bingung. Aku akan sendiri di Banjarbaru, keluarga pun tak punya.
Aku pun menelpon mama dengan sedikit kesal. Kenapa aku harus ditinggal sendiri, mengurus semua sendiri. Kupikir bukan saatnya untuk mengajariku hidup mandiri. Akhirnya aku menginap di rumah teman mama dimana aku tidak terlalu mengenal beliau. Apa boleh buat, dari pada aku tidur di jalan...
Hari kedua, aku mengikuti tes psikotes dengan ribuan peserta yang ikut masuk di Fakultas Kedokteran. Setelah mengikuti tes, abah dan mama pun menjemputku di Banjarbaru. Aku pun pulang ke Amuntai dengan harapan bila kembali ke sini menjadi seorang mahasiswi.
Mekanisme SMUT :
- Pendaftaran lewat SMA masing-masing
- Menerima kartu tes di SMA
- Hari pertama tes tertulis di Unlam Banjarmasin
- Hari kedua tes psikotes di fakultas Kedokteran Banjarbaru
- Pengumuman tes tertulis dan psikotes di internet
- Kalau sudah dinyatakan lulus melakukan tes kesehatan
- Daftar ulang
Gambar di atas diambil di sini.